Analisis Implementasi Posyandu sebagai Upaya Pengendalian Stunting di Desa Kedungpari

Authors

  • Endang Agustina Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
  • Salsanabilah Tworisya Putri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
  • Hanintya Diantri Putri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
  • Djauharotun Nafisah Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
  • Bagus Arya Nur Efendi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
  • Ramadhani Mahendra Kusuma Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Keywords:

Balita, Gizi, Sosialisasi

Abstract

Stunting masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia, termasuk di daerah pedesaan seperti Desa Kedungpari. Stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak dapat berdampak negatif jangka panjang terhadap perkembangan fisik dan kognitif anak. Salah satu upaya pemerintah dalam menangani stunting adalah melalui program Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi posyandu sebagai upaya pengendalian stunting di Desa Kedungpari, Jombang. Faktor yang menyebabkan kurang efektifnya posyandu adalah masih adanya masyarakat yang kurang menguasai program penanganan dan stunting. Metode kegiatan yang dilaksanakan berupa sosialisasi tentang stunting dengan metode penyuluhan gizi melalui poster dan makanan. Mitra dalam kegiatan ini adalah ibu bidan dan kader posyandu beserta mahasiswa KKNT-08 di Desa Kedungpari yang berjumlah 33 orang. Kegiatan pemaparan materi mengenai gizi kurang, penyebab gizi kurang, tanda dan gejala gizi kurang, dan pencegahan gizi kurang yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKNT-08 di Kecamatan Mojowarno Desa Kedungpari. Sosialisasi ditujukan kepada ibu-ibu yang mempunyai anak balita umur 1-5 tahun, dengan tujuan untuk pentingnya penerapan gizi seimbang pada balita. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu meningkat secara signifikan, dengan rata-rata kehadiran mencapai 75% dari total sasaran. Data menunjukkan penurunan prevalensi stunting sebesar 5% dalam satu tahun sejak implementasi program intensif ini.

Downloads

Published

2024-08-26